HOME

Friday, January 22, 2016

Bidadari tanpa kamera dan media

Ya,tulisan saya hari ini akan sedikit menceritan pengalam pribadi saya. Apa bila ada tempat dan tokoh pemain yang sama itu sengaja :D tanpa panjang dan lebar dalam ukuran font saya segera saya mulai dengan pertanyaan kenapa bisa bidadari tanpa kamera dan media ? Makannya baca dulu tulisan ini, Pendek kok gak panjang karena takut jari saya cidera akibat banyak mengetik. Jadi ceritannya begini pada malam itu saya dan beberapa teman habis pulang nongkrong, tiba di sebuah pertigaan lampu merah. kok lampunnya cuma merah ? Yaudah saya ralat di sebuah pertigaan dengan lampu merah,kuning hijau di temani dengan sedikit guyuran hujan gerimis-gerimis manja, Mata saya tertuju pada kegitan seorang perempuan yang memakai jilbab ( tidak berpakaian ketat ) lagi duduk ditemani seorang tunawisma paruhbaya dan sekotak yang sepertinya makanan. Dalam pikiran mungil dan sempit saya ini sempat terfikir apakah sang wanita muda berjilbab itu sedang menawarkan nasi kotak ke tunawisma tersebut dengan harga diskon. Lalu saya melihat dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, saya simpulkan wanita itu memberi sekotak makanan itu ke pada ibu-ibu paruh baya tersebut. Sendiri tanpa di temani orang lain wanita itu sedang mengajak ngbrol ibu itu, saya lihat mereka berdua sudah akrab tapi siapa wanita itu, Kalau sosok ibu-ibu paruhbaya tersebut memang sudah saya sering lihat di daerah itu, Beliau tunawisma, tapi kalau wanita berjilbab itu anakanya pasti sang ibu itu di ajak pulang, Tanpa rasa malu dan risih wanita muda itu memberi nasi kotak dan mengajak bicara ibu tersebut, Lalu pikiran sempit saya berfikir, Ternyata masih ada wanita seperti itu, saya kira sudah habis tergilas oleh perkembangan cabe-cabean yang semakin meningkat. Seorang wanita tanpa kamera yang melakukan kebaikan tanpa ada publikasi dan media sosial. Setelah itu lampu merah yang berganti hijau di barengi dengan suara klakson dari arah belakang saya meninggalkan pertigaan yang masih membuat saya terkagum kagum. Jaman sekarang banyak remaja yang menghiasi sosial media dengan gambar dan video yang menurut saya kurang penting, coba anda lakukan seperti seorang wanita tadi lakukan tanpa kamera dan media, Ke esokan harinnya saya mencoba kembali kepertigaan tersebut pada jam yang sama walaupun tanpa gerimis manja, Mata saya mencoba mencari sosok wanita kemarin tapi setelah saya berputar untuk lap 3 saya memutuskan untuk pulang karena tidak menjumpai sosok wanita muda tersebut, Lagi-lagi otak mungil nan sempit saya berkomentar coba kemarin saya langsung seret wanita tersebut ke penghulu terdekat saya sudah pasti mendapat istri idaman bangsa dan negara. Sesosok wanita yang tanpa pamrih menolong sesama walau dia tidak mengenal seseorang yang dia beri pertolongan itu. Jadi saya mengibaratkan dia dengan bidadari tanpa kamera dan media. Nah begitu ceritanya kenapa judulnnya bidadari tanpa kamera dan media, Ini memang pengalaman pribadi saya lalu saya tulis dengan bahasa yang orang normal tidak gunakan, supaya bisa membuat kita bukan menjadi orang yang biasa. Semoga dari pengalaman pribadi saya dapat menjadi pelajaran, Kita bisa melakukan hal baik tanpa perlu kamera dan media, kalo pakek gopro boleh ? itu seperti petanyaan anak sd yang baru dapet gelar S2. Jadi ambilah yang positif dan jauhkan yang negatif, karena jika 2 arus tersebut digabung maka akan menimbulkan sesuatu yang luar biasa.
NB : Sampai sekarang saya belum bertemu lagi dengan wanita tersebut

No comments:

Post a Comment